Adsensecamp

Wednesday 31 March 2010

Sempatkan Untuk Mendengar!

Ditulis oleh: Anne Ahira

Banyak orang bisa 'berkata', namun sedikit yang mau 'mendengar'.
Padahal jika kita mau kembali ke hukum alam, seharusnya kita harus lebih banyak mendengar daripada bicara. Bukankah Tuhan memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut? :-)
Begitupun jika kita saksikan pada bayi yang baru lahir. Indra pendengaran lebih dulu berfungsi daripada yang
lainnya. Lalu, mengapa mendengar lebih susah daripada berbicara?

Meski secara kasat mata mendengar adalah hal yang gampang, namun nyatanya banyak orang yang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan.
Mendengarkan merupakan bagian esensi yang menentukan komunikasi efektif.
Tanpa kemampuan mendengar yang bagus, biasanya akan muncul banyak masalah.
Yang sering terjadi, kita merasa bahwa kitalah yang paling benar. Kita tidak tertarik untuk mendengarkan opini yang berbeda dan hanya tergantung pada cara kita.

Selalu merasa benar, paling kompeten, dan tidak pernah melakukan kesalahan.
Duh... malaikat kali! :-)

Jika kita selalu merasa bahwa diri kita benar, dan cara kitalah yang paling tepat, itu berarti kita tidak pernah
mendengarkan.

Ide dan opini kita sangat sukar untuk diubah jika fakta tidak mendukung keyakinan kita. Bahkan kalau ada fakta pun kita mungkin hanya akan sekedar meliriknya saja.

Mungkin saat ini kita nyaman dengan cara kita, tapi untuk jangka waktu yg panjang, orang-orang akan menolak dan membenci kita.
Jika kita mau mulai mendengarkan orang lain, maka suatu saat kita akan menyadari kesalahan kita. Jawaban
untuk mengatasi sifat ini adalah mengasah skill mendengar aktif.
Mendengar tidak selalu dengan tutup mulut, tapi juga melibatkan partisipasi aktif kita. Mendengar yang baik bukan berharap datangnya giliran berbicara.

Mendengar adalah komitmen untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain bicarakan adalah bermanfaat untuk kita.
Pada saat yang sama kita juga bisa mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.

Seni mendengar dapat membangun sebuah relationship. Jika kita melakukannya dengan baik, orang-orang akan tertarik dengan kita dan interaksi kita akan semakin harmonis.

Berikut teknik mudah yang dapat dipraktekkan dengan sangat wajar untuk menjadi seorang pendengar
yang baik :


    Ini menunjukkan kepada lawan bicara tentang keterbukaan dan kesungguhan kita.

    Ini menunjukkan ketertarikan kita pada topik pembicaraan. Cara ini juga akan mengingatkan kita untuk       memiliki sudat pandang yang lain, yaitu tidak hanya fokus pada diri kita.


    ketika ada hal yang butuh klarifikasi atau ada informasi baru yang perlu kita selidiki dari lawan bicara kita.

    Hal ini bisa membuat   percakapan lebih hidup dan tidak monoton.

5. Cuplik atau ulang beberapa kata
    yang diucapkan oleh lawan bicara kita. 
    Ini menunjukkan bahwa kita memang mendengarkan dengan baik hingga hapal beberapa cuplikan kata.


6. Buatlah komitmen untuk memahami
    apa yang ia katakan, meskipun kita tidak suka atau marah. Dari sini kita akan mengetahui nilai-nilai yang  
   diterapkan lawan bicara kita, yang mungkin berbeda dengan nilai yang kita terapkan.

Dengan berusaha untuk memahami, bisa jadi kita akan menemukan sudut pandang, wawasan, persepsi atau kesadaran baru, yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya.

Seorang pendengar yang baik sebenarnya hampir sama menariknya dengan pembicara yang baik. Jika kita selalu pada pola yang benar untuk jangka waktu tertentu, maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya.

Prosesnya mungkin akan terasa lama dan menjemukan, tapi lama-kelamaan akan terasa berharganya upaya yang telah kita lakukan. Kita akan merasa lebih baik atas diri kita, hubungan kita, teman-teman kita, anak-anak kita, maupun pekerjaan.

Kesimpulan: Jadilah pendengar yang baik, karena sifat ini bisa menjadi kunci untuk mengembangkan pikiran yang positif, dan merupakan salah satu tangga untuk mencapai kesuksesan! :-)

Friday 12 March 2010

Lima Jenis Pemimpi

Salah satu majalah yang baru kali ini dibaca lagi setelah sekian lama, ternyata memberikan semangat baru lagi untuk mengejar cita-cita yang selama ini tersimpan rapat dalam benak saya dan hanya dibayangkan dan di impikan tanpa berbuat apa-apa. Dasar karena saya cuman seorang pemimpi aja kali ya :). Dan sekarang yang InsyaAlloh akan saya kembali aplikasikan dalam hidup.

Berikut Kutipan majalah bisnis dan pemasaran jaringan (Network Business) Edisi ke-5/Thn. I/April 2004 penerbit : PT. Multi Qreasi Networkindo (MQ Net), Dari AaGym.

Buku Richard's The Bussiness School Robert T. Kiyosaki menyebutkan adanya lima jenis pemimpi disekitar hidup kita. Mereka sangat mungkin adalah Sahabat, kerabat, orang tua, atau bahkan diri kita sendiri. Nah, cobalah kita Evaluasi diri, termasuk jenis pemimpi yang manakah diri kita ini?

1.  Pemimpi yang bermimpi dimasa lampau.

Pemimpi jenis ini biasanya melihat bahwa kehidupan dan puncak prestasinya ada dimasa lampau. Boleh    dikata pemimpi seperti ini hidupnya sudah berakhir. Hari-hari mereka sepertinya ada dibelakang mereka, bukan didepan mereka. Kita sering melihat orang seperti ini, ciri khasnya adalah mereka selalu membanggakan masa lalunya, masa dimana mereka berhasil mencapai puncak prestasinya. Ada yang bangga karena pernah masuk perguruan tinggi ternama, ada yang bangga karena selalu menjadi juara umum disekolah, ada yang karena pernah memegang sebuah jabatan penting, atau hal lainnya.
Pemimpi seperti ini perlu menciptakan impian dimasa depan, supaya mereka bangkit kembali dari alam kuburnya, kembali hidup.

2.  Pemimpi yang hanya memimpikan impian kecil.

Pemimpi jenis ini akan memimpikan impian-impian kecil saja karena mereka merasa yakin bahwa mereka dapat mencapainya. Masalahnya adalah, meskipun mereka tahu bahwa mereka dapat mencapainya, mereka tidak pernah mencapainya.
Pemimpi jenis ini tidak pernah tergerak untuk menghidupkan impiannya. Sehingga impian tinggalah impian. Seringkali pemimpi jenis ini terjebak dalam comport zone (zona nyaman) mereka. pemimpi jenis ini sangat asyik dengan dunianya, bahkan jika ada yang mengganggunya dengan ide baru atau impian baru, maka seringkali mereka tidak terima. Hal yang paling dianjurkan bagi pemimpi jenis ini membiarkan mereka bermimpi. kebanyakan dari mereka tidak akan pergi kemana-mana, dan itu sangat baik bagi mereka.

3.  Pemimpi yang telah mencapai impian mereka dan belum menentukan impian baru.

Ada banyak orang yang telah mencapai impian masa kecil mereka, menikmatinya, tapi kemudian mereka merasa ada yang kurang dalam menjalani impiannya tersebut. kebosanan dalam sebuah profesi yang didambakan seperti ini adalah bahwa kita harus menentukan impian baru. Ada yang disebut dengan tangga impian. Kalau kita sudah mencapai puncak yang lebih tinggi, turun dari tangga dan mencari puncak yang lain, menggeser dan membelokan tangga dan terus merangsek ke puncak-puncak impian yang lain. Terserah Anda. Hal yang terpenting adalah kita harus mempunyai impian-impian baru.

4.  Pemimpi yang mempunyai impian besar tapi tidak mempunyai rencana bagaimana mencapainya.

Pemimpi seperti ini tentunya tidak akan mencapai apa-apa. Sebuah impian haruslah diturunkan dalam sebuah rencana kerja untuk mencapainya. Tahapan-tahapannya harus betul, sehingga dengan mengikuti tahapan-tahapan tersebut, lambat tapi pasti impian tersebut akan tercapai.
Selain harus memiliki rencana untuk mencapainya, kita pun harus memiliki tim yang akan membantu kita mencapai impian tersebut. Sangat sedikit orang yang mencapai impian mereka sendirian. Ada banyak orang yang ingin mencapai banyak hal, yang perlu diperhatikan adalah, kita harus tetap mempunyai impian yang besar, lalu buat rencana untuk mencapainya, kemudian dapatkan tim yang akan membantu kita mencapai impian tersebut.

5.  Pemimpi yang mempunyai impian besar, mencapai impian itu dan terus mempunyai impian yang lebih besar.

Inilah pemimpi yang ideal. Kita akan mendapatkan pemimpi jenis ini adalah orang yang penuh prestasi dalam perjalanan hidupnya. Mimpi-mimpi yang telah menjadi kenyataan tidak serta merta mengakhiri obsesinya, justru ia akan muncul dengan impian baru, rencana baru, tim yang baru untuk mewujudkan impian baru yang lainnya.
Tak mengherankan bila pemimpi jenis ini adalah termasuk orang yang inovatif dan kreatif. Pemimpi yang ideal ini akan terus mengasah ide dan kreativitasnya sehingga ia menjadi seorang yang berdaya (powerful) untuk meraih sukses dalam hidup. Impian, inovasi, kreativitas itu ibarat darah dalam tubuhnya yang senantiasa memberi gerak, inspirasi, dan rasa percaya diri.

Nah, termasuk golongan pemimpi yang manakah diri kita saat ini? tentunya, kalau kita ingin meraih sukses dalam hidup ini, dalam hal apapun, sepertinya kita harus memiliki atau menjadi seorang pemimpi yang ideal, pemimpi jenis kelima. Seorang Pemimpi ideal akan terus memacu dirinya untuk mencapai impiannya, dan mencapai impian baru dalam hidupnya.

Kutipan majalah bisnis dan pemasaran jaringan (Network Business) Edisi ke-5/Thn. I/April 2004 penerbit : PT. Multi Qreasi Networkindo (MQ Net), Dari AaGym.

Tuesday 9 March 2010

Hidup adalah Anugerah

Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat  membenci  dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu.
Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.


Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya  dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih  gadisnya  itu .
Kekasihnya  bertanya  kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah  bisa melihat dunia. Apakah  engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya  itu ternyata buta.  Dan  dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si Pria kekasihnya  itu  pergi dengan  meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya  itu, “Sayangku, tolong  engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”

* * * * *
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan  untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi  ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah  dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.

NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI  untuk waktumu selanjutnya !!!

Dikirim oleh Karel Mandey 
from http://www.resensi.net/hidup-adalah-anugerah/2008/12/05/

Wednesday 3 March 2010

Karunia

 Apakah sesuatu yang kita peroleh merupakan sebuah karunia atau kah cobaan..? berikut salah satu contoh makna dari karunia yang telah disampaikan dari blog teman saya berikut ini.

Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah

Kita sadari ataupun tidak, kehidupan materialistis telah membuat kita lupa akan arti karunia Allah sebenarnya. Orientasi terhadap materi yang begitu tinggi mengubah perspektif kita terhadap karunia. Kita sering menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita berupa tambahan materi adalah sebuah karunia. Kenaikan gaji, kehidupan layak, jabatan yang dihormati oleh masyarakat, kedudukan yang terhormat, dsb seolah-olah itu adalah merupakan karunia oleh Allah. Sebenarnya, jika kita telah memperoleh satu atau - bahkan - semua hal diatas belum dapat dikatakan bahwa kita benar-benar telah mendapatkan karunia dari Allah. Lho kok?

Kita sebagai muslim harusnya mempunyai perspektif yang berbeda tentang karunia dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengenal eksistensi Tuhan. Dan perspektif yang benar ini pulalah yang mendatangkan ketentraman dalam hidup kita dari persaingan semu yang hanya mendatangkan kepada kemudharatan.

Sesuatu baru dapat dikategorikan sebagai karunia dari ALlah adalah manakala setelah kita mendapat sesuatu tersebut dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah. JIka sekarang kita telah bekerja di sebuah perusahaan ternama, kita baru dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah karunia dari Allah jika hubungan atau interaksi kita dengan Allah semakin dekat dibandingkan dengan sebelum kita bekerja di perusahaan tersebut. Jika setelah melakukan komparasi, rupanya kualitas ibadah kita dan interaksi kita dengan Allah semakin berkurang jika dibandingkan dengan sebelum kita bekerja maka kita patut waspada ! Jangan-jangan ini bukan merupakan nikmat dari Allah.

Ada banyak orang yang miskin yang begitu sabar dengan kemiskinannya, akan tetapi ketika kelapangan telah datang kepada mereka, mereka sudah mulai lupa dari mana mereka berasal sehingga interaksi mereka dengan ALlah pun amburadur. Lalu apakah kekayaan yang telah Allah berikan kepada mereka dapat kita katakan sebagai karunia sejati?

dalam hal lain, ada juga sekelompok orang kaya yang jauh dari interaksi dengan Allah. Tapi manakala musibah datang kepada mereka, dan mereka pun jatuh miskin, akan tetapi kemudian mereka bertaubat, dan interaksi mereka dengan Allah pun semakin dekat. Mereka sudah mulai melakukan ibadah yang sangat jarang sekali mereka lakukan kala mereka berada pada posisi berkecukupan. Inilah Karunia Sejati...!

Buat apa harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, penghasilan yang besar jika akhirnya hanya membuat kita jauh dari ALlah !

Buat apa juga kedudukan yang tinggi jika hanya melahirkan sifat sombong, padahal karena sifat itu pulalah Iblis diusir dari neraka, dan ALlah sudah menjanjikan tidak akan memasuki syurga seseorang yang masih tersimpan dalam hatinya rasa sombong

Yang kita butuhkan sekarang adalah, Karunia hakiki dari Allah, yang dengannya akan membuat kita semakin dekat dengan Allah

Jadi mulai sekarang, ketika kita menerima sesuatu, kita harus berdoa dan berharap kepada ALlah, agar dengannya kita semakin dekat dengan Allah

Allahumma amien

Matery.

Kuasai Kecerdasan Emosi !

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.Tetapi, marah pada orang yang tepat,dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini. Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan.

Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.

Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam menganalisa,  merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks.

Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia.

Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak. Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya.

Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya  sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.

Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang *tidak tampak*.
Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasaan dan interaksi dengan sesamanya.

Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.

Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yangjuga dikenal dengan sebutan "EQ"), dikenalkan melalui pasar dunia.

Dinyatakan bahwa kemampuan seseoranguntuk mengatasi dan menggunakan emosi secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan otak (IQ) seseorang.

Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....
Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang
diperkirakan sebesar satu miliar US dollar.
Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus...


depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok
dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan.

Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya.
Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka.

Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya.
Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada "intangible asset" yang tetap dimilikinya.

Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!

Apa yang terjadi selanjutnya?

Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah  bisnisnya.

Tiga tahun berikutnya, Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi judul "The Art of The Comeback".

Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus daripada sebelumnya.

Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)

Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan.

Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir pada setiap org & bisa dikembangkan.

Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi:

1. Selalu hidup dengan keberanian.

Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.

2. Selalu bertanggung jawab dalam segala hal.

Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being dependable"

3. Berani keluar dari zona nyaman.

Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.

4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.

Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.

5. Bersikap rendah hati.

Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.


Karena mengendalikan emosi merupakan salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan menuju sukses dan juga menikmati warna-warni kehidupan. :-)

Ditulis oleh: Anne Ahira